1. Geografis :
- 4°45' sampai dengan 5°1'BT
- 7°22' sampai dengan 7°42°LS

2. Wilayah Pemangkuan Hutan Dinas Administrasi

- Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun

- Dinas Pertanian, Bidang Kehutanan Kabupaten Madiun

- Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bojonegoro

- Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nganjuk

- Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi

- Dinas Kehutanan Propensi Jawa Timur

- Di 46 Desa Pemangkuan Hutan

3. Daerah Aliran Sungai (DAS)

- Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan solo seluas 24.797,2 Ha

- Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas seluas 13.139,9 Ha.

4. Wilayah kawasan hutan KPH Saradan seluas 37.936,6 Ha terletak pada 4 (Empat) Wilayah Administratif yaitu :

· Kabupaten Madiun : 24.869,0. Ha

· Kabupaten Ngawi : 5.200,9. Ha

· Kabupaten Nganjuk : 566,9. Ha

· Kabupaten Bojonegoro : 7.299,8. Ha

Jumlah : 37.936,6. Ha

5. Batas Wilayah

Luas Kawasan Hutan KPH Saradan adalah 37.936,6 Ha, secara administratif berada di wilayah Kabupaten Madiun 24.869,0 Ha (66 %); Kabupaten Ngawi 5.200,9 Ha (14 %); Kabupaten Nganjuk 566,9 Ha (1 %) dan Kabupaten Bojonegoro 7.299,8 Ha (19 %).

Batas wilayah kawasan hutan KPH Saradan meliputi :

1. Sebelah Utara

Berbatasan dengan KPH Padangan, Bagian Hutan Wadeng Alur B mulai pal B rjn/wdg 1 s/d. 88. Alur F pal npr/wdg 1 s/d. 13. Bagian Hutan Turi Alur F mulai pal npr/tr 13 s/d. 97.

KPH Bojonegoro, Bagian Hutan Deling Alur A pal Hm 92 s.d. 105. Alur W pal tl/dlg 1 s/d. pal B 480 pjr/B 131 Tr. Pal B 480 pjr/B 131 Tl s/d. pal B 481 /B 518 Tr.

2. Sebelah Timur

Berbatasan dengan KPH Nganjuk, Bagian Hutan Tritik pal B 481 pjr/B 518 Tr. s/d. B 484 pjr/B 749 Tr (alur OB). Alur OC Pal Hm 1 s/d. 11. Pal B 710 Pjr/B 514 Tr. s/d. B 673 Pjr/B 476 Tr. (Dk Bandungan). Alur O Pjr/Tr 1 s/d. 68. (Dk Kedungrejo – Dk Jenangan). Pal B 257 s/d. B 295. Bagian Hutan Brebek pal B 51 s/d. B 64. Pal 131 s/d. B 463.

3. Sebelah Selatan

Berbatasan dengan KPH Madiun, Dk Weliran – Dk Wargalih – Dk Kambatan – Dk Cermo – Ds Dolok ( Kab. Madiun ). Pal B 169 s/d. B 371, 213 s/d. B 353.

4. Berbatasan dengan KPH Madiun, Bagian Hutan Caruban Kali Bido pal B 354 s/d. 538. Jalan raya Madiun – Surabaya pal B 1 s/d. 75 (Ds kaligunting). Ds Sidoredjo pal B 445 s/d. 460 (Bh Jatiketok ), Ds. Klumutan pal B 461 s/d. 496A (Bh Pajaran), Ds Sambirejo – Tulung, Bulu pal B 306 s./d. 478 (Bh Tulung), Dk Notopuro – Dawuhan – Kedung cowek – Ds Gandul – Dk Wonorejo – Dk Teguhan pal B 387 s/d.634 (BH Notopuro), Ds Belik watu pal B 23 s/d . 122 (BH Rejuno)

Berdasarkan fungsinya pengelolaan wilayah hutan Saradan, dikelompokkan ke dalam 3(tiga fungsi yaitu :

1. Hutan Lindung : 6 %

2. Hutan Produksi :

a. Kawasan Untuk Produksi : 78 %

b. Kawasan Untuk Perlindungan : 7 %

c. Kawasan Untuk Pengguna Lain : 9 %

Jumlah : 100%

Pembagian Wilayah kerja pengelolaan hutan, dibagi ke dalam 3 Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH), dengan Bagian Kesatuan pemangkuan Hutan (BKPH). Jumlah 12 BKPH dan luas masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Sub KPH Saradan Barat

a. BKPH Bringin : 2.054,00. Ha

b. BKPH Rejuno : 2.757,00. Ha

c. BKPH Kaliklampok : 2.481,00. Ha

d. BKPH Notopuro : 6.106,00. Ha

Jumlah :10.918,00. Ha

2. Sub KPH Saradan Timur

a. BKPH Kedungbrubus : 3.759,43. Ha

b. BKPH Tulung : 4.189,20. Ha

c. BKPH Pajaran : 4.204,90. Ha

d. BKPH Petung : 3.073,60. Ha

Jumlah :10.331,50. Ha

3. Sub KPH Saradan Selatan

a. BKPH Wilangan Utara : 3.228,20. Ha

b. BKPH Wilangan Selatan : 3.088,30. Ha

c. BKPH Jatiketok Selatan : 1.904,90. Ha

d. BKPH Jatiketok Utara : 2.110,10. Ha

Jumlah :10.331,50. Ha

4. Menurut Bagian Hutannya, KPH Saradan terbagi menjadi 6 (enam) Bagian Hutan sebagai berikut :

NO	Bagian Hutan	Kelas Perusahaan	Luas ( Ha )
1	Rejuno	Jati	4.910,5
2	Notopuro	Jati	6.266,6
3	Tulung	Jati	8.088,9
4	Pajaran	Jati	7.396,4
5	Wilangan	Jati	6.405,4
6	Jatiketok	Jati	4.878,9
	Jumlah total		37.936,6

D. IKLIM

Tipe iklim Wilayah Hutan KPH Saradan adalah tipe D dengan nilai Q sebesar 94 %. Berdasarkan kondisi dan das Brantas seluas 13.139,98 Ha

E. TOPOGRAFI DAN KELERENGAN

Berdasarkan keadaan topografinya kawasan hutan di KPH Saradan datar s/d miring (0% - 25 %). Kisaran ketinggian 125 mdpt s/d 650 mdt.

F. SOSIAL EKONOMI

· Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa sekitar hutan dalam banyak hal akan memberikan pengaruh pada keberhasilan pengelolaan hutan wilayah KPH Saradan

· \Wilayah KPH Saradan dikelilingi oleh 46 Desa yang termasuk dalam 9 kecamatan dan 4 Kabupaten.

G. KOMITMEN KPH SARADAN (FSC & PHPL)

KPH Saradan komitmen pada prinsip-prinsip Forest Stewardship Council (FSC)

1. Ketaatan pada hukum dan prinsip-prinsip FSC

2. Hak tenure dan hak guna serta tanggung jawab

3. Hak masyarakat adat

4. Hubungan masyarakat dan hak – hak pekerja

5. Manfaatan dari hutan

6. Dampak pada lingkungan hidup

7. Rencana pengolaan

8. Monitoring dan Evaluasi

9. Pemeliharaan hutan dengan nilai konpensasi tinggi (hovt)

10. Hutan tanaman

H. KPH Saradan Komitmen Pada Prinsip-Prinsip Pengelolaan Hutan Produksi (PHPL) Berdasarkan Pada :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2010 tenang Perushaan Umum (Perum ) Kehutanan negara.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2010 tenang Perushaan Umum (Perum ) Kehutanan negara tanggal 22 Oktober 2010

3. Sk Direksi Perum Perhutani Nomor : 090/Kpts/Dir/2006 tentang Pengelolaan Hutan Lestari Di Perum Perhutani

4. Lampiran 3.1. Peraturan Dikrektur Jendral Bina Usaha Kehutanan P,B,/Vi-Bpphh/2011,tanggal 31 Desember 2011 Tentang Standart dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Penggelolaan Hutan Produksi Lestari Dan Verifikasi Legalitas Kayu.

I. STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN PRODUKSI

KPH Saradan mempunyai misi dalam pengelolaan hutannya yang terangkum dalam komitmen manajemen antara lain :

1. Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan Hutan lestari diseluruh wilayah dengan sasaran mendapatkan sertifikasi pengolaan hutan lestari sebagai bentuk pengakuan dunia internasional

2. Pengelolaan sumber daya hutan dilakukan meningkatkan kelestarian produksi (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari/PPHL),kelestarian lingkungan hidup dan kelestarian sosial kemasyarakatan.

3. Bersama – sama masyarakat desa sekitar hutan menjalin kemitraan dalam bentuk implementasi pengelolaan Sumber Daya Hutan bersama masyarakat (PHBM) untuk memberikan kemanfaatan sosial.Ekonomi dan lingkungan yang berimbang.

4. Meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan sumber daya manusia sebagai aset perusahaan yang berharga dan keselamatan kerjja melalui pemenuhan peraturan ketenaga kerjaan yang berlaku

5. Penerapan Reward (Penghargaan dan Punashment (Hukuman) secara transparan dan konsisten.

a. KONDISI SUMBER DAYA HUTAN

Potensi SDH terdiri dari 37.936,60 Ha ( 100 % ) Hutan Lindung 2.221,80 Ha ( 6 % ) Kawasan Perlindungan dan 2.551,45 Ha ( 7 % ) Kawasan Produksi. Di dalam kawasan produksi, terdapat 35.714,80 Ha ( 94 % ).Hutan Produktif dalam kawasan Kelas Perusahaan, 20.658,60 Ha (54 %) Hutan Tidak Produktif dalam kawasan bukan Kelas Perusahaan Hutan Produktif dalam kawasan bukan kelas Produksi 2.391,15 Ha (6 %) dan Hutan Tak Produktif dalam kawasan bukan Kelas Perusahaan 462,20 Ha ( 1 %), Adapun kawasam untuk pengguna lain 3.467,20 Ha ( 9 % ).

KOMPOSISI TEGAKAN KAWASAN HUTAN KPH SARADAN

KPH SARADAN Jangka 2007 - 2016

Kelas Hutan	Luas BH ( Ha)							KPH Saradan (Ha)	Prosentase (%)
Kelas Hutan	REJUNO	NOTOPURO	TULUNG	PAJARAN	WILANGAN	JATIKETOK
1	2	3	4	5	6	7	8		9
I. HUTAN PRODUKSI
A. KAWASAN UNTUK PRODUKSI
1. Kawasan Kelas Perusahaan
a. Produktif
- KUI	1.577,15	2.301,60	2.828,65	1.826,65	2.647,90	1.503,70	12.685,90		33,44%
- KU II	475,15	1.609,35	884,60	281,50	873,10	357,00	4.480,70		11,44%
- KU III	114,00	292,90	164,70	169,40	397,20	107,50	1.245,70		3,28%
- KU IV	-	11,60	51,70	388,80	321,40	28,30	801,80		2,11%
- KU V	13,90	-	51,90	409,00	96,10	60,80	631,70		1,67%
- KU VI	-	-	9,30	53,20	128,20	100,80	291,50		0,77%
- KU VII	-	3,70	1,20	32,00	140,10	81,70	258,70		0,68%
- KU VIII	-	22,70	22,60	4,10	52,40	97,20	199,00		0,52%
- KU IX	-	-	5,20	2,90	-	-	8,10		0,02%
- KU X	-	-	-	-	-	-	-		-
- KU XI	-	-	-	-	-	-	-		-
- KUXII	-	-	-	-
Jumlah Kelas Umur	2.180,20	4.241,85	4.018,10	3.169,55	4.656,40	2.337,00	20.603,10		54%
Masak Tebang
MR	-	-	11,30	15,60	5,20	23,40	55,50		0,15%
Jumlah Produktif	2.180,20	4.241,85	4.029,40	3.185,15	4.661,60	2.360,40	20.658,60		54%
b. Tidak Produktif
- LTJL	-	-	-	10,40	10,40	19,90	40,70		0,11%
- TK	631,10	-	48,00	45,05	4,50	46,30	774,95		2,04%
- TBK	1.136,00	921,65	1.226,20	887,90	697,60	499,20	5.368,55		14,15%
Jumlah Tidak Produktif	1.767,10	921,65	1.274,20	943,35	712,50	565,40	6.184,20		16,30%
JML KWS KELAS PERUSAHAAN	3.947,30	5.163,50	5.303,60	4.128,50	5.374,10	2.925,80	26.842,80		70,76%
2. Kawasan Bukan Kelas Perusahaan
a. Produktif
- TKL	152,90	328,30	521,35	198,30	128,40	50,40	1.384,65		3,65%
- TJKL	34,20	90,60	424,80	392,00	52,40	11,50	1.006,50		2,65%
Jumlah Produktif	187,10	419,90	946,15	590,30	180,80	66,90	2.391,15		6,30%
b. Tidak Produktif
- TKLR	32,30	42,50	5,20	95,60	4,10	8,30	188,00		0,50%
- TJKLR	9,10	-	95,60	4,00	-	-	108,70		0,29%

-TKTBKP	27,20	35,00	53,60	44,20	-	5,50	165,50		0,44%
Jml Tdk Produktif	68,60	77,50	154,40	143,80	4,10	13,80	462,20		1,22%
Jml Kwsn bkn Klas Perusahaan	255,70	497,40	1.100,55	734,10	184,90	80,70	2.853,35		7,52%
B.KAWASAN PERLINDUNGAN
KPS	356,80	219,40	264,00	419,25	360,40	185,20	1.805,05		4,76%
HAS	-	-	15,50	227,50	14,00	2,90	259,90		0,69%
TBP	33,20	82,10	130,65	60,65	50,60	29,20	386,40		1,02%
KPKh	-	0,10	1,30	29,30	0,40	69,00	100,10		0,26%
Jumlah Kwsn Perlindungan	390,00	301,60	411,45	736,70	425,40	286,30	2.551,45		6,73%
C. KAWASAN PENGGUNA LAIN
LDTI	308,90	119,00	254,40	830,30	130,90	105,40	1.748,90		4,61%
HTKh	-	77,30	8,40	95,00	113,10	1.416,50	1.710,30		4,51%
KTn	-	-	4,60	0,10	3,30	-	8,00		0,02%
Jumlah Kawasan Pengguna lain	308,90	196,30	267,40	925,40	247,30	1.521,90	3.467,20		9,14%
Jumlah Hutan Produksi	4.901,90	6.158,80	7.083,00	6.524,70	6.231,70	4.814,70	35.714,80		94,14%
II. HUTAN LINDUNG	8,60	97,70	1.005,90	871,70	173,70	64,20	2.221,80		5,86%
TOTAL LUAS KAWASAN HUTAN	4.910,50	6.256,50	8.088,90	7.396,40	6.406,40	4.878,90	37.936,60		100%

b. Program Kerja Pengelolaan SDH

Program kerja pengelolaan SDH

Pembagian kawasan hutan berdasarkan fungsi dan pengelolaan

Pengaturan kelestarian dengan melakukan perhitungan etat secara lestari, melakukan reboisasi dan rehabilitasi hutan, perlindungan hutan pemeliharaan tegakan hutan, dan pemanenan.

Perlindungan fungsi lingkungan, berupa reboisasi dan rehabilitas hutan, perbaikan jenis pada KPS, pengendalian pola tanam dan perlindungan hutan

Pemanenan ramah lingkungan, pemanenan tersebar, penyadaran tidak merusak fisik tanah, penggantian jenis bukan jati pada KPS

1. Program kerja pengelolaan lingkungan

1. Pengalokasian dan pengelolaan kawasan lindung setempat.

2. Penerapan sistem pengelolaan yang berdampak minimal terhadap lingkungan.

3. Monitor dampak negatif dan perbaikan metode jika dampak di atas baku mutu.

4. Mempertahankan fungsi hutan lindung.

5. Memonitor keberadaan satwa (terutama satwa dilindungi).

6. Menjaga struktur dan komposisi tegakan melalui pengaturan lokasi tebangan.

7. Memperbaiki dan mempertahankan struktur tegakan hutan normal.

8. Pengaturan dan penerapan pola tanam sesuai dengan sistem silvikultur.

9. Penanaman kembali areal bekas tebangan dan tanah kosong.

10.Identifikasi keberadaan HCVF dan pengelolaanya apabila ada.

2. Program kerja pengelolaan sosial

1. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Peningkatan kesejahteraan pegawai / karyawan secara propesional

3. Penerapan sistem PHBM secara baik dan benar sesuai prioritas dan tata waktu (tanaman, keamanan, panen berbagai hasiol pemanenan kayu/non kayu)

4. Perlindungan situs ekologi dan budaya menetapkan status kawasan LDTI (lahan dengan tujuan istimewa) atau HLT ( Hutan Lindung Terbatas)

5. Memonitor dan mengelola kondisi sosial ekonomi dan budaya MDH

6. Pemberdayaan LMDH bantuan permodalan lewat kwgiatan PKBL

7. Penyelesaian masalah tenurial dengan mengedepankan cara persuasif

8. Penanganan keamanan atas pencurian kayu dengan sistem manajemen zonasi

PRODUKSI KAYU JATI DAN RIMBA TAHUN 2014

NO	TH	JENIS TEB	J A TI
			RENCANA				REALISASI
			AI	A II	AIII	JML	AI	A II	AIII	KBP	JML	%
1	2014	A	530	1.048	2.260	38.338	538,044	677,167	2.265,940	120,353	3.601,504	94
		B	6.788	172	2	6.962	4.780,988	244,584	301,770		5.327,342	77
		E	766	379	61	1.205	1..647,912	175,269	14,380		1.837,561	152
		JML	8.084	1.599	2.323	12.006	6.966,944	1.097,090	2.582,090	120,353	10.766,407	90

			R I M B A
			RENCANA				REALISASI
			AI	A II	AIII	JML	AI	A II	AIII	KBP	JML	%
2	2014	A	19	42	67	128	36,720	41,608	49,060	-	127,388	99
		B	1.355	1.548	661	3.564	1.450,155	1.371,320	633,110	-	3.454,585	97
		E	144	17		161	120,780	44,780	3,150	-	168,720	105
		JML	1.518	1.607	728	3.853	1.607,655	1,457,718	685,320	-	3.750,693	97

J. KPH Saradan. Komitmen Pada Prinsip - Prinsip Pengelolaan Hutan Produksi (PHPL) Berdasarkan Pada :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2010 tenang Perushaan Umum (Perum ) Kehutanan negara.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2010 tenang Perushaan Umum (Perum ) Kehutanan negara tanggal 22 Oktober 2010

3. Sk Direksi Perum Perhutani Nomor : 090/Kpts/Dir/2006 tentang Pengelolaan Hutan Lestari Di Perum Perhutani

4. Lampiran3.1. Peraturan Dikrektur Jendral Bina Usaha Kehutanan P,B,/Vi-Bpphh/2011,tanggal 31 Desember 2011 Tentang Standart dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Penggelolaan Hutan Produksi Lestari Dan Verifikasi Legalitas Kayu.

A. PERSEMAIAN TAHUN 2014

Untuk memenuhi kebutuhan benih/bibit untuk kegiatan pembuatan tanaman baik tanaman rutin, pembangunan, rehabilitasi maupun untuk keperluan bantuan kepada masyarakat/pihak ke 3, di wilayah kerja KPH Saradan terdapat areal produksi benih (APB), clone bank dan beberapa lokasi persemaian. Perkembangan pembenihan/pembibitan mengalami kemajuan dari waktu ke waktu dimana untuk jenis Jati khususnya di KPH Saradan, sebelum tahun 1990-an cukup ditanam biji Jati pada lokasi bidang tanaman yang berjumlah lima biji per acir, kemudian mulai tahun 1990-an mulai dikembangkan plances yaitu benih Jati yang telah ditabur dalam bedeng-bedeng tabur dipindah ke kantong plastik/polybag yang telah diisi media, hal ini berlangsung sampai tahun 2000-an. Kemudian PusLitBang Perum Perhutani mengembangkan pembibitan dengan sistim kultur jaringan yang embrionya diambil dari koleksi pohon plus yang tersebar di wilayah Perum Perhutani. Dengan berbagai tahapan dan pemilihan pohon plus yang cermat saat ini telah dikembangkan jenis Jati unggul dengan sistim stek pucuk yang dikenal dengan Jati Plus Perhutani (JPP). Lokasi persemaian stek pucuk/kebun pangkas stek pucuk KPH Saradan sampai saat ini dikembangkan di 2 lokasi yaitu Persemaian Pajaran dan Persemaian Wilangan Utara. Dalam hal pertimbangan jarak angkut, daya tampung lokasi persemaian Pajaran dan Wilangan utara, pembuatan persemaian stek pucuk juga dilaksanakan di BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) lain yang terdapat lokasi tanaman salah satunya di persemaian BKPH Notopuro. Disamping persemaian Jati KPH Saradan juga membuat persemaian Kayu Putih yang terletak di BKPH Bringin, serta jenis-jenis rimba sesuai kebutuhan dan rencana tanaman/sulaman tahun berjalan seperti Kesambi, Mahuni, Johar, Akasia, Mimbo, Flamboyan, Gmelina, Jabon, dll. Tanaman FGS (fast growing species) seperti Kepuh, Trembesi, Sengon, Jambu Klampok, dll. Tanaman MPTS (multi purpose trees species) seperti Mangga, Nangka, Jambu mete, Kemiri, dll.

1. Benih.

Pengadaan Benih tahun berjalan tahun 2014 untuk tanaman pokok, tepi dan pengisi adalah sebagai berikut :

1. Kayu Putih : 0,5 kg

2. Kesambi : 408,7 kg

3. Gmelina ar. : 1,3 kg

4. Rimba lain : 44,5 kg

Jumlah : 455 kg

2. Pembibitan/Persemaian.

Pekerjaan fisik persemaian Tahun berjalan Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

No	Jenis Ky	Pembuatan bedeng tabur	Pengisian media	Tabur benih	Penyapihan
		Bed	Ktg Plastik	Kg	Plc
1	Jati JPP Steck Pucuk		396.444		230.213
2	Kayu Putih	5	352.631	0,5	263.070
3	Kesambi	63	271.177	408,7	219.700
4	Gmelina	2	2.490	1,3	2.490
5	Jenis lain	10	4.907	44,5	4.907
	Jumlah rimba	80	631.205	455	490.167
	Jumlah Jati +Rimba	80	1.027.649	455	720.380

Pertumbuhan / penambahan bibit, pengurangan dan sisa bibit :

No		Jenis Ky	Sisa th lalu siap tanam		Bbt siap tanam 2014		Untuk Tan.Th 1		Untuk Tan Th II		Untuk Tan Th III		Sisa bbt siap tanam
1	Jati JPP SP			-		10.000		-		-		-		10.000
2	Kesambi			-		57.000		-		-		-		57.000
3	Jenis lain			-		509		-		-		-		509
	Jmh rimba			-		57.509		-		-		-		57.509
	Jmh Jati+Rimba					67.509								67.509

Total Persemian Tahun 2014

Jenis Bibit	Rencana (pl)	Realisasi (plc)	%
Jati Stek Pucuk	754.612	754.612	100
Jati KBK	100.492	100.492	100
Rimba	1.474.584	1.474.584	100
Jumlah………	2.329.608	2.329.608

B. TANAMAN

Kegiatan pembuatan tanaman dikategorikan menjadi tiga, yakni tanaman rutin, tanaman pembangunan, dan tanaman rehabilitasi. Tanaman rutin adalah tanaman yang dibuat pada kawasan bekas tebangan rutin (A2) yang direncanakan sesuai dengan pola pengaturan hasil lestarinya. Jenis yang digunakan pada tanaman rutin adalah Jati (Tectona grandis). Sedangkan tanaman pembangunan adalah tanaman yang dibuat dalam rangka rehabilitasi kawasan produksi yang tidak/kurang produktif seperti lokasi TK (Tanah Kosong) dan TJBK (Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang). Jenis yang digunakan pada tanaman pembangunan dapat berupa Jati (Tectona grandis) maupun jenis-jenis rimba seperti Mahoni (Swietenia machrophylla), Kayu Putih (Melaleuca leucadendron), Gmelina (Gmellina arborea), Sono keling (Dalbergia latifolia) dan rimba lainnya tergantung jenis tanah dan kelas hutan sebelumnya. Penanaman pada kawasan perlindungan seperti Hutan Lindung (HL), Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) dan TBPTH (Tak Baik Produksi Tebang Habis) dikategorikan sebagai penanaman rehabilitasi, yakni penanaman yang ditujukan untuk pengkayaan jenis dan perbaikan lingkungan. Jenis yang digunakan dalam penanaman rehabilitasi adalah jenis yang mendominasi di lokasi tersebut berupa, Rimba Campur antara lain Kepuh (Sterculia foetida), Kedawung (Parkia timoriana), Trembesi (Samanea saman), Wungu (Parkia timoriana) dan lain-lain serta jenis MPTS (Multiple Purpose Trees Species) antara lain Jambu mete (Anacardium occidentale), Petai (Parkia speciosa), Nangka (Artocarpus integra) dan lain-lain.

1. Persiapan Tanaman

Atas dasar pengesahan RTT tanaman dari Unit Cq. Biro Perencanaan, Administratur/KKPH Saradan menerbitkan surat perintah tanaman (SPT) dan RO (Rencana Operasional) bidang tanaman yang memuat rekening, uraian kegiatan, satuan , volume, harga satuan yang terinci dalam waktu triwulanan. Adapun tahapan kegiatan persiapan tanaman adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan lapangan

b. Pemasangan patok tanda

c. Pembuatan jalan pemeriksaan.

d. Pembuatan babagan tanaman

e. Pembuatan plang tanaman

f. Perjanjian tanaman,.

g. Pembagaian andil,

h. Pembersihan lapangan

Jenis-jenis larikan adalah sebagai berikut :

1. Larikan tanaman pokok, dibuat sesuai kontur/nyabuk gunung sesuai dengan jarak tanam (3x3, 2x3,5x2,6x2, dsb).

2. Larikan tanaman sela dibuat diantara larikan tanaman pokok.

3. Larikan tanaman pengisi, dibuat pada acir ke-5 pada larikan tanaman pokok.

4. Larikan tepi dibuat satu atau dua larik di tepi bidang tanaman berfungsi sebagai sekat bakar.

5. Larikan tanaman pagar dibuat di tepi alur/jalan yang mengelilingi bidang tanaman sebagai pengaman tanaman dari gangguan ternak dsb.

Seluruh rangkaian kegiatan persiapan tersebut harus sudah selesai sekitar bulan Oktober atau hujan pertama turun.

Tabel 1.1 Kegiatan persiapan lapangan pembuatan tanaman tahun berjalan 2014

No	Jenis	Psng Ptk Batas	Buat plang	Psng pal andil	Pej. kontrak tan.	Babat/ pembersihan lap.	Geb rus I	Geb rus II	Psg acir	Buat lubang tan	Pemupukan Tan pokok
		Bh	Bh	Bh	Ha	Ha	Ha	Ha	Ha	Ha	Kg
I		Tanaman Rutin
1	Jati JPP Sp	99	3	99	40,7	29,5	29,5	29,5	-	-	-

II		Tanaman Pembangunan
a	Asal TK
1	Jati JPP Sp	-	-	-	-	-	-	-	-	-	-
b	Asal Non TK
1	Jati JPP Sp	430		430	107,6	68,9	68,9	68,9

Jmh Rutin+ pembangunan		529	3	529	148,3	98,4	98,4	98,4	-	-	-

2. Pelaksanaan Tanaman

Pelaksanaan tanaman dilaksanakan sekitar bulan Oktober atau setelah hujan turun secara terus menerus, dengan jenis kegiatan sebagai berikut :

a. Penanaman tanaman pokok, pengisi dan tepi, di tanam pada lubang yang telah tersedia pada masing-masing acir. Kantong plastik/polybag dibuka dan dikumpulkan pada lubang penampungan plastik yang telah tersedia. Pelaksanaan penanaman dilaksanakan pada pagi hari (jam 06.00 – 09.00) dan sore hari pukul (16.00 – 18.00).

b. Penanaman tanaman sela, biji tan sela seperti lamtoro, dll yang telah diseleksi ditanam pada saat hujan pertama turun, ditabur merata sepanjang larikan tanaman sela.

c. Penanaman tanaman pertanian/polowijo, penanaman dilakukan disela-sela larikan tanaman kehutanan. Larikan tanaman kehutanan terbebas dari tanaman pertanian.

d. Pelaksanaan tanaman tahun berjalan tahun 2014 dimulai awal musim hujan atau sekitar bulan Oktober.

3. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman yang masih dalam masa kontrak dilaksanakan oleh pesanggem yang meliputi :

a. Sulaman tanaman pokok, tepi, dan pengisi, dilaksanakan oleh pesanggem jika ada tanaman yang mati dengan bibit yang telah disiapkan oleh perhutani dapat berupa plances, stump, plete’an, cabutan, puteran dll. Jumlah sulaman untuk tahun ke-2 dan ke-3 adalah 30%.

b. Sulaman tanaman sela, dilaksanakan dengan biji pada saat tanah masih panas.

c. Pemeliharaan tanaman tahun ke tiga dilaksanakan oleh pesanggem sebelum lepas kontrak yang terdiri dari dangir dan wiwil.

d. Pemupukan, dilaksanakan pada tahun ke -2 setelah didangir dan dibuatkan piringan dengan dosis sesuai ketentuan (1,5 kg/phn untuk pupuk kandang dan 0,06 kg/phn untuk pupuk urea).

Tabel 1.2 Pemeliharaan tanaman tahun berjalan tahun 2014

No	Jenis Kayu	Sulam Pokok	Sulam Tepi/ pengisi	Pemupukan	Ket
		Ha	Plc	Ha
	Tan.Tahun Ke II
A	TPS Rutin
1	Jati JPP	-	-	61,7
2	Jenis lain	-	-	-
B	Tan. Pembangunan
1	Jati JPP	-	-	-
2	Non JPP	-	-	-
3	Jenis lain	-	-	-
	Tan.Tahun Ke III
A	TPS Rutin
1	Jati JPP	-	-	57,7
2	Jenis lain	-	-	-
B	Tan. Pembangunan
1	Jati JPP	-	-	188,2
2	Non JPP	-	-	-
3	Jenis lain	-	-	-

Total Tanaman Tahun 2014

Jenis Tanaman	Rencana (Ha)	Realisasi (Ha)	%
Jati Stek Pucuk	777,95	777,95	100
Jati KBK	103,60	103,60	100
Rimba	458,25	458,25	100
Jumlah	1.339,80	1.339,80	100

C. TEBANGAN

Jenis Tebangan	Tahun 2014					Ket.
Jenis Tebangan	Rencana		Realisasi
	Ha	M3	Ha	M3	%
A-B - Jati	1.306,05	10.800.446	1.306,05	8.823,384	82
- Rimba	133,45	3.666,898	133,45	3.596,680	98
D - Jati	-	1.077,807	-	920,469	85
- Rimba	-	515,037	-	428,940	83
E - Jati	629,2	1.636,272	609,5	1.854,119	113
- Rimba	97,4	161,177	97,4	166,510	103
Jumlah	2.166,1	17,557,637	2.146,4	15.790,102	90

K. KELOLA SOSIAL

Pengelolaan hutan sebagai wilayah terbuka telah lama menjadi bagian hidup bagi Masyarakat Desa Hutan (MDH) .Sehingga hutan sebagai penyangga fungsi sosial harus dikelola dengan baik dan benar serta terus ditingkatkan kemanfaatannya bagi MDH

Rencana kelola social merupakan komitmen KPH Saradan. Dalam mengelola hutan dengan memperhatikan fungsi sosial yang terdiri dari peningkatkan perekonomian desa. Kelembagaan dan ketenagakerjaan sebagai bukti komitmen Saradan. Dalam mengelola hutan dilihat dari aspek social a.l :

· TENAGA KERJA PERUSAHAAN

a. Jumlah dan Komposisi

Tenaga kerja KPH Saradan Tahun 2014 berjumlah 401 orang (1 00%), terdiri dari 250 orang (62,34 %) Pegawai Perusahaan dan 156 orang (37,66%) Pekerja Pelaksana. Tingkat pendidikan tenaga kerja adalah 90 orang (22,44%) SD/SLTP, 287 orang (71,57%) SLTA/DI/DIII dan 24.orang (5,99%) Sarjana.

Terdapat juga tenaga kerja borong prestasi yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan kegiatan perusahaan, umumnya berasal dari masyarakat sekitar hutan khusus untuk pekerjaan persemaian, tanaman, pemeliharaan dan tebangan. Penyerapan tenaga kerja lokal di KPH Saradan. mencapai .104 orang terdiri dari .0 perempuan dan 104 orang laki-laki.

b. Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) sejak Tahun 2009 di KPH Saradan untuk seluruh karyawan, dalam rangka meminimalkan risiko kecelakaan kerja sampai titik nol telah menerapkan, membentuk Panitia Pembina K3 serta sudah mendapat pengesahan Disnaker Kabupaten Madiun tersebut SK Kadisnaker No.Kep.566/12/402.112/2070, Tanggal 22 Maret 2010.

Kegiatan dilaksanakan dengan penyediaan dan pembagian Alat Pelindung Diri kepada karyawan serta didukung dengan sistem pelaporan dan pemantauan dokumen SMK3 berupa :

▪ Manual SMK3

▪ Identifikasi Penilaian Risiko

▪ Laporan kecelakaan kerja / investigasi

▪ Laporan inspeksi K3

▪ Laporan bulanan data tenaga kerja

▪ Rencana Strategis Ketenagakerjaan

▪ Membuat Komitmen dan Kebijakan K3

◦ Telah mendapat penghargaan Zero Excident Award Tahun 2010 – 2013 dari Gubenur Jawa Timur No.560/71/031/2004,. Maret 2014.

◦ Penghargaan Mennakertrans RI tersebut Sk Menaker No. 167 Tahun 2014, Tanggal 14 Mei 2014.

c. Pengorganisasian Pekerja.

· Organisasi pekerja secara resmi sudah terbentuk serikat pekerja dan sudah dilegalitaskan oleh Administratur serta sudah tercatat di Disnasker Kabupaten Madiun No. bukti pencatatan 03/SEKAR DPB KPH Saradan /K.Hut/VII/2007, Tanggal 26 Juli 2007.

· LKS Biparfit juga sudah dibentuk dan sudah disesahkan oleh Disnaker Kabupaten Madiun sejak Tanggal 258 Mei 2007 sesuai Skpt.Kadisnasker Trans Kabupaten Madiun No. 41 Tahun 2007.

- Tahun 2008 mendapat penghargaan dari Bupati Madiun sebagai terbaik I dalam penilian Biparfit Award Tingkat Kabupaten

- Tahun 2009 mendapat penghargaan Gubernur Biparfit Award Tingkat Propinsi tersebut Skpt Gubernur No.188/24/Kpts/013/2009, Tanggal 4 Maret 2009.

- Tahun 2010 penghargaan Biparfit Award tingkat Propins tersebut Sk No. 560/626/031/2010, Tanggal 5 Februari 2010.

Hak - hak karyawan antara lain :

§ Gaji atau upah

§ Tunjangan jabatan, transpor, pengobatan dll

§ Kompensasi meninggalkan rumah dinas

§ Tunjangan tidak teratur (Periksa kesehatan, Perjalanan dinas, Pindah, Pakian dinas dan lain - lain)

§ TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PHBM

Percepatan PHBM melalui forum komunikasi dan pemantapan PHBM dilaksanakan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan. Kegiatannya adalah proses konsultasi publik dan rembug PHBM dengan FK PHBM dan dinas-dinas terkait.

Kurangnya pemahaman dari Forum Komunikasi yang merupakan salah satu fasilitator PHBM menyebabkan Forum Komunikasi tersebut kurang optimal dalam menjalankan perannya.

Koordinasi dan kerjasama dengan dinas / pihak terkait yang bertanggungjawab terhadap suksesnya PHBM merupakan salah satu langkah / upaya Perhutani untuk menunjang percepatan jalannya PHBM.

· Pemahaman Internal

Tahun 2012 pemahaman internal tentang PHBM dilaksanakan secara kuntinyu dalam setiap kegiatan antara lain kegiatan rapat dinas, pembinaan karyawan, kegiatan apel karyawan dan kegiatan lain.

· Bagi Hasil Produksi

Pengelolaan sumber daya hutan dilaksanakan dengan jiwa berbagi untuk menumbuhkembangkan rasa memiliki dan meningkatkan peran serta rasa tanggung jawab bersama dan sebagai implementasi dari SK. Dir. No. 196 Tahun 2011 tentang pedoman berbagi hasil hutan kayu.

Bagi hasil KPH Saradan bagihasil kayu produksi kayu Tahun 2013 telah diberikan kepada 30 LMDH sebesar Rp. 221.895.672 (Dua Ratus Dua Puluh Satu Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Dua Rupiah)

Humas KPH Saradan

Laman

Public Summary

2. Program kerja pengelolaan sosial

§ TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

1 komentar: